Harga Yang Dibayar Untuk Berjalan Bersama Allah

Salah satu cara terbaik untuk kehilangan teman-teman dan disingkirkan mereka adalah pada saat kita berjalan bersama Allah dengan sepenuh hati. Seriuslah dengan perkara rohani; tinggalkanlah semua berhala anda; berbaliklah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan menjadi milikiNya bersama Yesus; singkirkanlah mata anda dari hal-hal dunia ini — dan anda secara tiba-tiba menjadi seorang fanatik agama! Dan anda berada dalam rasa penolakan yang terburuk seumur hidup anda.

Bila anda suam-suam kuku, memiliki kesalehan namun tanpa kuasa — ketika anda tidak terlalu hidup dalam dosa, atau tidak terlalu suci — anda tidak memiliki kesulitan apa pun terhadap siapa saja, bahkan terhadap iblis. Semuanya berjalan dengan tenang tenteram; anda diterima oleh siapapun. Anda hanyalah salah satu dari sekian banyak orang percaya yang setengah hati.

Tetapi ketika anda berubah. Jiwa anda merasakan lapar akan Allah. Anda akan dihukum atas dosa-dosa anda dan tidak bisa lagi bermain politik di dalam gereja. Anda bertobat dan berbalik kepada Tuhan dengan segenap hati. Menanggalkan semua berhala anda. Anda mulai menggali Firman Allah. Anda berhenti mengejar harta duniawi dan terobsesi dengan Yesus. Anda sedang memasuki suatu alam yang baru kebijaksanaan dan mulai melihat hal-hal yang terjadi di dalam gereja saat ini yang dulunya sama sekali tidak pernah mengganggu anda. Sekarang anda mendengarkan hal-hal yang terjadi di antara para murid Kristus lainnya yang membuat anda patah hati. Anda melihat umat Kristiani sedang berkompromi, seperti yang anda lakukan dahulu. Itulah yang menyakitkan anda begitu rupa. Anda telah terbangun, berbalik, hancur hati dan penuh penyesalan dalam roh. Dan sekarang, anda telah memiliki sebuah beban yang diberikan Allah untuk gerejaNya.

Tapi teman-teman anda bukannya bersukacita atau memahami tingkah laku anda, melainkan sebaliknya mereka berpikir bahwa anda telah menjadi gila! Anda ditertawakan, diejek, disebut seorang fanatik.

Musa secara mengagumkan telah disentuh oleh tangan Allah dan terbangun jiwanya terhadap perbudakan umat Allah. "… timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya ..." Musa merasa begitu gembira dengan wahyu agung yang diterimanya yakni mengenai pembebasan sehingga dengan segera ia berlari membagikan berita gembira itu dengan saudara-saudaranya. "Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti" (Kisah Para Rasul 7:23, 25). Musa adalah orang paling lembut di bumi ini; ia selalu dikonsumsi dengan Allah. Dia tidaklah lebih suci-daripada-Nya; ia secara nubuatan telah digerakkan di dalam Allah. Dia ingin agar saudara-saudaranya mendengarkan dan melihat apa yang akan dilakukan oleh Allah. Sebaliknya, mereka malahan menolaknya, dengan mengatakan, "Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami?" "Kamu pikir, siapa kamu?" Suatu hari nanti barulah mereka mengerti — tetapi bukan sekarang ini.

Ketika Roh Kudus membangunkan saya beberapa tahun yang lalu, ketika saya mulai melihat panggilan-Nya untuk hidup dalam kekudusan dan saya benar-benar sangat serius dalam menjalani hidup ini dalam kebenaran dan FirmanNya, dan ketika saya mulai melihat hal-hal yang belum pernah saya lihat sebelumnya — saya ingin membagikannya kepada semua orang. Saya menelepon para pengkhotbah dan berbagi pesan yang telah dikatakan Allah kepada saya. Ada banyak pengkhotbah yang datang ke kantor saya, saya menangis dan mengambil Alkitab saya dan menunjukkan kepada mereka kebenaran mulia mengenai penyerahan penuh dan kemurnian hati. Saya pikir mereka akan melihatnya juga. Saya pikir mereka akan mengasihi FirmanNya dan jatuh tersungkur bersama saya berlutut berdoa untuk menerima jamahan baru dari Allah. Sebaliknya, sebagian besar dari mereka hanya berkedip padaku. Mereka berkata seperti ini, "Apakah anda yakin bahwa anda tidak akan sedikit berlebih-lebihan?" Atau, "Itu agak berat bagi saya." Dan semakin saya mencari Allah, semakin sedikit teman-teman. Rasanya seperti air dingin disiram kembali ke wajah saya. Mereka tidak mau mendengarkannya.

Jika hal ini telah terjadi pula dengan anda karena Allah membangunkan anda, anda tidaklah sendirian. Saya ingin menunjukkan dan memperingatkan anda sesuai dengan Firman Allah mengenai apa yang diharapkan jika anda menetap hati untuk berjalan bersama Allah dengan segenap hati. Anda dapat mengharapkan tiga reaksi: (1) Anda akan ditolak. (2) Anda akan disingkirkan. (3) Anda akan dirajam.

Yesus memperingatkan, "Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu" (Yohanes 15:19). Tunjukkan kepada saya seorang percaya yang telah menjadi baik sebagai seorang kekasih maupun pelaku kebenaran, dan saya akan menunjukkan salah seorang yang akan ditolak dan dianiaya oleh seluruh gereja yang suam-suam kuku. Janganlah peduli terhadap dunia ini dan mereka pun tidak akan perduli dengan anda. Yesus memiliki banyak pengikut, namun ketika Dia memberitakan dengan kata yang telah dianggap terlalu keras - terlalu menuntut, mereka pun segera meninggalkan Dia. Kerumunan pecinta-mukjizat ketika mendengar tuntutan-Nya, mereka pun meninggalkan Dia, sambil berkata, "Terlalu keras! Siapakah yang dapat menerima perkataanNya?" Yesus berpaling kepada kedua-belas muridNya dan bertanya, "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" Atau, "Apakah kataKu terlalu sulit juga bagi kamu?" Petrus menjawab, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal..." Tidak, Petrus dan kedua-belas murid itu tidak akan pergi karena perkataan yang bagi banyak orang itu terlalu keras, terlalu menuntut, tetapi mereka menyukainya - karena perkataan itu menghasilkan nilai-nilai abadi. Mereka akan tetap tinggal di dalam kebenaran, tidak peduli berapa besarnya biaya yang harus ditanggungnya.

Inilah masalah bagi setiap umat Kristiani yang harus dihadapi pada hari-hari terakhir ini: Apakah anda akan berpaling dari kebenaran yang menginsafkan anda, kebenaran yang membersihkan dosa anda, kebenaran yang menghilangkan, membetulkan dan bahkan yang menghancurkan berhala-berhala anda? Kebenaran yang memanggil anda untuk memalingkan mata anda dari hal-hal dunia ini, dari diri sendiri dan materialisme? Atau akankan anda menyendengkan telinga anda yang menggelitik, lembut, menenangkan, semuanya merupakan khotbah yang baik? Akankah anda membiarkan Roh Kudus menyelidiki anda? Untuk membongkar diri anda?

Kebenaranlah yang sesungguhnya membebaskan. Bebas dari khotbah yang mati, bebas dari pendeta yang mati, bebas dari tradisi yang mati, bebas dari ajaran setan-setan. Bebas dari persekutuan yang menyimpang dari kebenaran karena itu "terlalu tidak mengasihi," sebagaimana mereka menyebutnya. Para pecinta dan pelaku kebenaran merindukan untuk datang kepada terang, untuk mengungkapkan setiap perbuatan rahasia. Yesus berkata, "Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah" (Yohanes 3:20, 21). Itulah kebenaran yang sejati yang selalu mengungkapkan segala sesuatu yang tersembunyi. Ketika Yesus mulai menyoroti dosa mereka yang tersembunyi, orang-orang agamawan Yahudi malahan berusaha untuk membunuh-Nya. Yesus berkata, "Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu" (Yohanes 8:37). "Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu..." (ayat 40). "Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah" (Yohanes 8:47).

Firman Tuhan berkata, "pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan memusnakannya, pada saat Ia datang kembali. Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan" (2 Tesalonika 2:8–12).

Ada begitu banyak umat Kristiani saat ini yang tidak mencintai kebenaran. Allah mengatakan bahwa hal itu terjadi olehkarena adanya dosa rahasia — "Memiliki kesenangan yang disertai dengan kelaliman" Para pencinta kesenangan yang berkompromi ini — sedang berada dalam penipuan yang mengerikan. Seperti orang-orang Yahudi pada zaman Yesus, mereka yakin mereka melihat. Mereka percaya bahwa mereka adalah anak-anak Allah, namun mereka menolak dengan garang setiap kata yang mengekspos rahasia batin yang mendalam dan penuh nafsu. Ada sesuatu yang lain di dalam hati mereka selain kebenaran. Mereka tidak merangkul kebenaran seperti mutiara yang tak ternilai harganya. Sebaliknya, mereka berpelukan dengan beberapa kesenangan tersembunyi, beberapa berhala, beberapa dosa peliharaan.

Tandailah. Mereka yang menolak anda, orang-orang yang meninggalkan anda olehkarena kebenaran, memiliki alasan yang kuat. Mereka melihat anda sebagai ancaman terhadap sesuatu yang mereka sayangi. Kehidupan anda yang terpisah menjadi teguran terhadap kompromi dan keadaan mereka yang suam-suam kuku.

Paulus menulis kepada Timotius, "Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari padaku…" (2 Timotius 1:15). Paulus telah memberikan semuanya untuk orang-orang yang sama, menyatakan kepada mereka seluruh nasehat Allah. Dia yang tak bercacat cela; kudus, yang tak layak ditegur. Namun ia telah ditolak oleh gereja-gereja di Asia dan anak rohaninya sendiri pun menghindarinya. Mengapa?

Paulus sekarang di penjara. Dia menderita. Dia dalam penderitaan yang mendalam; terikat dengan rantai; "Tawanan Tuhan." Tetapi seorang guru baru telah menjadi populer — seorang guru yang membawa pesan yang enak di telinga yakni mengenai kemakmuran. "Alexander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya" (2 Timotius 4:14).

Nama Alexander berarti "manusia yang menyenangkan hati." Alexander dan Himeneus sedang mengajarkan Injil palsu yang mengagungkan kedagingan. Himeneus dinamai "dewa pernikahan." Ini merupakan Injil cinta, perayaan, dari seorang manusia yang menyenangkan namun tanpa kekudusan. Paulus telah menyerahkan mereka berdua kepada iblis untuk penghancuran kedagingan agar mereka dapat belajar untuk berhenti menghujat (1 Timotius 1:20). Menyerahkannya kepada setan bukan untuk kehancuran tubuh mereka — tetapi doktrin kedagingannya. Itu adalah sebuah pengalaman belajar "bahwa mereka dapat belajar agar tidak menghujat." Bagaimanakah mereka dapat belajar jika mereka sudah mati? Doktrin-doktrin ini menolak semua penderitaan — semua kesulitan.

Paulus berkata bahwa mereka telah mendamparkan iman yang benar dengan memperbolehkan untuk berbuat dosa; mereka tidak memiliki hati nurani yang murni. Mereka telah mendamparkan iman mereka melalui ajaran-ajaran manusia menyenangkan diri sendiri. Mereka menolak Paulus olehkarena apa yang mereka anggap sebagai hilangnya kebebasan. Mereka justru melihatnya sebagai kurangnya iman. Bagi mereka, iblislah yang menahan Paulus sebagai tahanan. Jika Paulus begitu suci — jika ia mengajarkan Allah dengan begitu berkuasa — mengapa dia menderita? Mereka "dipermalukan dengan ikatan mereka sendiri." Dan ada banyak umat Kristiani saat ini yang akan menolak anda; mereka akan mempermalukan anda - karena anda sedang berada di dalam beberapa jenis ujian atau kesusahan atau kesakitan.

Yesus memperingatkan bahwa, "Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah" (Yohanes 16:2). Yesus berkata, "Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, … Jangan heran apabila gereja yang suam-suam kuku akan melempar anda keluar — karena mereka tidak mengenal Bapa maupun Aku ..."

Yesus menyembuhkan seorang pemuda yang buta sejak lahir. Ia dibawa ke sinagoga untuk diinterogasi oleh orang-orang beragama kaum Farisi. Matanya telah dicelikkan — sehingga ia dapat melihat! Ia mengatakan, "… satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat" (Yohanes 9:25). Apakah mereka bersukacita atas meleknya mata pemuda ini? Tidak! "Mereka menjawab, Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami? Lalu mereka mengusir dia keluar" (Yohanes 9:34).

Orang buta yang disembuhkan itu menggambarkan orang kudus yang tersisa — adalah mereka yang matanya sedang dicelikkan untuk melihat kekudusan Allah. Selanjutnya; mereka bersaksi seperti yang dilakukan pemuda itu — "Saya dulunya memang buta dan sekarang saya dapat melihat!" Mereka akan mengusir anda keluar, dan berkata, "Siapakah kamu yang hendak menjadi guru kami?"

Jika anda berniat untuk selalu berjalan bersama Kristus sepenuh hati, anda harus bersiap diri untuk menanggung cela-Nya! "Demi Aku maka kamu akan menanggung cela; rasa malu akan memenuhi seluruh wajahku. Saya akan menjadi orang luar bagi saudara-saudara saya dan orang asing bagi anak-anak ibuku [saudara-saudara saya]. Sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku" (Mazmur 69:7–9). Ayat-ayat ini sesungguhnya berbicara mengenai penderitaan Kristus — namun seperti Ia pernah hidup di dunia ini, demikian pulalah kita! Jika mereka menganiaya dan mencela-Nya, merekapun akan melakukan hal yang sama terhadap semua orang yang mati bagi dirinya sendiri. Siapakah yang telah mencela Kristus? Yang menumpukkan rasa malu di atas kepala-Nya dan menyebut nama-Nya sebagai kotoran? Mereka adalah kerumunan manusia yang berpusat pada gereja!

Untuk mengusir orang-orang percaya yang saleh adalah suatu nikmat terbesar yang dapat diberikan pada mereka dari seseorang yang berpusat pada gereja! Saya mendengar para umat Kristiani berkata, "Gereja saya telah mati — saya tidak suka dengan apa yang terjadi, tapi Allah telah menempatkan saya di sana. Saya akan tinggal setia dan mencoba untuk mengubah beberapa hal!" Itu bisa berbahaya dan tidak berdasarkan Alkitab. Kita harus keluar dari segala sesuatu yakni dari Babel! Mungkin juga tradisi yang telah menggenggam anda. Mungkin anda tidak siap untuk pergi berjalan bersama Allah seperti yang sedang anda pikirkan. Teman-teman lama anda telah menahan anda.

Paulus pergi ke rumah ibadat ke manapun ia pergi, "Seperti biasa …[praktek sehari-harinya]" (Kisah Para Rasul 17:2). Dia berkhotbah kepada para pengunjung gereja yang buta seperti yang dikatakan oleh Yesaya, "Ingatlah, hai kamu penghina-penghina, tercenganglah dan lenyaplah, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu, suatu pekerjaan, yang tidak akan kamu percayai, jika diceritakan kepadamu" (Kisah Para Rasul 13:41). Paulus berusaha keras untuk membujuk mereka, berharap agar mereka akan mendengarkannya. Namun akhirnya, Paulus mendengar nubuat Yesaya, bagaikan guntur dalam jiwanya, "suatu pekerjaan, yang tidak akan kamu percayai, jika diceritakan kepadamu!" Indahkanlah peringatan ini: Seperti apa yang dilakukan oleh Paulus dan pergilah keluar! Paulus dan Barnabas "mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu …" (Kisah Para Rasul 13:51). Paulus berkata kepada orang-orang agamawan Yahudi itu, "… Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain" (Kisah Para Rasul 13:46).

Jika anda sedang berada dalam persekutuan doa atau gereja yang telah mendengar kebenaran namun mengambil langkah yang menyimpang, "Keluarlah kamu dari antara mereka dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu." Ya, mereka semua bertumbuh tanpa kesadaran adanya dosa, sebagai akibat kurangnya kuasa atau kehadiran Allah. Anda tidak akan mengubah apa pun — dalam cara apapun! Tetapi mereka mungkin saja malahan mengubah anda. Persekutuan macam apakah yang masih memiliki cahaya meskipun di tengah kegelapan? "Keluarlah kamu dari antara mereka dan pisahkanlah dirimu dari mereka … maka Aku akan menerima kamu" (2 Korintus 6:17).

Anda akan dirajam oleh mayoritas masyarakat! "Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: ‘Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku" (Kisah Para Rasul 7:59). Siapakah yang melempari Stefanus dengan batu? Mahkamah Agama yang paling bergengsi pada saat itu! "… mereka membawanya ke hadapan Mahkamah Agama" (Kisah Para Rasul 6:12). Satu orang telah melawan terhadap orang banyak!

Inilah seorang anak manusia "dengan mata yang tertuju kepada Yesus!" Namun, ia telah dibenci banyak orang. Dengarkanlah orang-orang yang penuh kebencian yang berjubah ini, yakni orang yang fanatik dengan agama: "… Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi" (Kisah Para Rasul 7:54). "Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga menyerbu dia" (ayat 57). Apakah yang membuat orang yang benar ini sehingga menimbulkan kemarahan hebat dari orang banyak yang beragama itu? Ia berkhotbah mengenai kebenaran dan hal itu telah menusuk hati mereka. "Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu" (ayat 51). "Kamu telah menerima hukum ... akan tetapi kamu tidak menurutinya" (ayat 53). Dia harus memberitakan kebenaran! Mereka memiliki hati yang masih melekat pada dunia — terikat hawa nafsu. Mereka tahu apa yang dikatakan hukum Allah itu, tetapi mereka menolak untuk mematuhinya. Bahkan mereka telah menyalibkan Kristus.

Kebenaran bagaikan pedang bermata dua itu telah mengiris hati mereka yang terdalam. Kesaksiannya tentang langit yang terbukalah yang membangkitkan murka orang banyak. "Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya, Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah. Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya" (Kisah Para Rasul 7:55–58).

Stefanus telah mengungkapkan percampuran, pikiran-ganda! "Lalu pada waktu itu mereka membuat sebuah anak lembu dan mempersembahkan persembahan kepada berhala itu dan mereka bersukacita tentang apa yang dibuat sendiri oleh mereka. Maka berpalinglah Allah dari mereka dan membiarkan mereka beribadah kepada bala tentara langit, seperti yang tertulis dalam kita nabi-nabi: Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan persembahan selamat empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel? Tidak pernah, malahan kamu mengusung kemah Molokh dan bintang dewa Refan, patung-patung yang kamu buat itu untuk disembah. Maka Aku akan membawa kamu ke dalam pembuangan, sampai di seberang sana Babel" (Kisah Para Rasul 7:41–43).

Pada masa anugerah ini, jika anda melihat pada seorang wanita dengan nafsu, anda telah melakukan perzinahan di mata Tuhan. Jika anda membenci, anda adalah seorang pembunuh. Dan jika kata-kata keji dilemparkan kepada anda olehkarena anda berjalan bersama Allah sepenuh hati, maka anda sesungguhnya sedang dirajam! "Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan, dan mulutnya berseru meminta pukulan ...Perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke lubuk hati" (Amsal 18:6, 8). "yang menajamkan lidahnya seperti pedang, yang membidikkan kata yang pahit seperti panah" (Mazmur 64:3).

Yesus mengajarkan perumpamaan tentang seorang tuan tanah yang memiliki kebun anggur dan mengirimkan seseorang untuk menikmati buah-buah yang dihasilkan pada saat panen. Dia pun mengirimkan hamba-hambanya. "Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hamba-Nya itu: mereka memukul yang seorang, dan membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu" (Matius 21:35). Itupun terjadi saat ini! Allah telah mengirimkan para penjaga-Nya yang kudus untuk mengumpulkan buah-buah hasil panen kebun anggur-Nya. Tetapi sebaliknya, terjadilah pemukulan dengan kata-kata yang bertubi-tubi, membunuh dengan penuh kebencian, melempari dengan kata-kata yang tajam.

Kita memiliki "Perusahaan Stefanus" saat ini yang dapat mengatakan, "Saya melihat langit terbuka!" Inilah visi yang jelas dan tegas dari Yesus — yang menghentikan sabda kebenaran — yang membangkitkan murka orang tak bersunat hati!

Orang-orang Israel mencoba untuk melempari Yosua dan Kaleb dengan batu olehkarena panggilan mereka untuk berjalan bersama Allah dengan sepenuh hati. Sepuluh mata-mata telah membuat umat Allah berkecil hati dengan mengatakan "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita. Kami lihat di sana orang-orang raksasa, … diri kami seperti belalang … " "Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" (Bilangan 13:30). Tapi mereka mengatakan, "… Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir" (Bilangan 14:4). "Dan Yosua bin Nun, dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk dengan mereka mengintai tanah tersebut, mengoyakan pakaian mereka, dan berbicara kepada semua suku Israel bahwa, “Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita: janganlah takut kepada mereka. Lalu segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang itu dengan batu…." (Bilangan 14:6–10).

Keprihatinan saya dalam cerita ini bukan pada Yosua dan Kaleb, karena Allah bersama mereka. Keprihatinan saya adalah pada umat Allah yang menggertakkan gigi mereka dan mengambil batu! Mengapa panggilan untuk ketaatan akan mengakibatkan reaksi seperti itu? Perhatikanlah panggilan itu! Saya yakin bahwa sekali hati mereka terperangkap oleh berhala atau hawa nafsu, ketidakpercayaan akan mengambil alih. Kompromi dan ketidakpercayaan berjalan seiring sejalan. Kemudian, semua pemberitaan yang menentang terhadap kompromi pada akhirnya berakibat perkelahian terhadap Allah, walaupun mereka sementara waktu akan membabi buta mengakui nama-Nya.

Bagaimanakah seharusnya reaksi orang-orang percaya ketika mereka ditolak, diusir, dilempari dengan batu? Yesus bereaksi, seperti layaknya seekor anak domba "tidak membuka mulutnya." Janganlah memanggil api turun dari surga untuk membakar mereka yang telah menimbun kekerasan pada anda. "… Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan" (1 Korintus 6:7). "Kalau kami dimaki, kami memberkati: kalau kami dianiaya, kami sabar" (1 Korintus 4:12). "Berdoalah bagi mereka yang menggunakan anda dengan memandangan rendah diri anda."

Saya tidak punya waktu untuk bersombong diri, seperti nabi gadungan yang melawan atau mengancam atau melemparkan kutukan. Ketika Simei berdiri di sebuah bukit melemparkan batu kepada Daud pada saat ia mundur dari Yerusalem dan dari Absalom, panglima pasukannya berkata, "Mengapa anjing mati ini mengutuki tuanku raja?" Daud menjawab, "Biarkanlah dia dan biarlah ia mengutuk,  ... mungkin TUHAN akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan TUHAN membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini" (2 Samuel 16:6,9,10,12).

Musa pergi berjalan sepenuh hati — sampai ke gunung — berdiam bersama Allah, "Dan wajahnya memang bersinar." Dan meskipun semua orang lain bisa melihatnya, begitu banyak hingga ia harus menutupi seluruh wajahnya, dirinya sendiri "[tahu] bukan wajahnya yang bersinar" (lihat Keluaran 34:29). Dia bahkan tidak menyadari refleksi kekudusan Allah kepadanya. Seperti Stefanus, Musa tidak memamerkan sentuhan yang didapatnya dari Allah. Mereka tidak memakai hak mereka yang telah tersedia sebagai nabi. Mereka tidak mengancam; mereka tidak berbicara bahwa mereka memiliki wahyu yang "baru" atau "khusus.” Mereka tidak mengenakan wajah seorang badut atau berpenampilan sebagai kesalehan palsu. Kerendahan hati adalah tanda sebuah jiwa yang sepenuhnya tergantung pada Kristus. Sama sekali tidak ada kesombongan rohani, tidak ada eksklusivitas!

Apakah upahnya? Memiliki Kristus yang berdiri bersama anda! Ada banyak manfaat lain dari berjalan sepenuhnya bersama Allah, tetapi saya menyebutkan hanya yang satu ini, karena itu telah meliputi semua yang kita butuhkan. Paulus dipenjara di sebuah kastil di Yerusalem sebagai akibat dari seluruh sistem agama yang ingin membunuhnya. Gereja dalam keadaan gempar. Ia dituduh "mencemari tempat kudus, berkhotbah mengenai doktrin palsu." Bahkan para tentara itupun "takut jangan-jangan Paulus dicincang habis;" sehingga mereka membawanya dengan paksa dan memenjarakannya di sebuah kastil. "Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma" (Kisah Para Rasul 23:11).

Tuhan sendiri berbicara kepada Paulus — bukan malaikat! Perkataan yang begitu indah: Bersemangatlah! Ada beberapa hal yang lain lagi yang akan datang! Tetapi anda bisa mengatasinya atau menghadapinya jikalau anda tahu bahwa Tuhan berdiri siap membela anda!